Headlines News :
resize
STOP Corruption, mulai dari kita. Sekarang !!Dewan Pelaksanan Cabang Clean Governance Lamongan. Against Corruption
Home » » Karyawan Biasa sampai CEO Siap Berbagi kepada Anak SD

Karyawan Biasa sampai CEO Siap Berbagi kepada Anak SD

Written By Unknown on Monday, February 18, 2013 | 10:57 PM

  dok.Kelas Inspirasi Suasana kelas dalam Kelas Inspirasi Gelombang I seperti ditayangkan dalam kelasinpirasi.org.

Jakarta- Kelas Inspirasi Gelombang II akan digelar secara serentak di Jakarta, Surabaya, Pekanbaru, Bandung, Jogja, dan Solo, besok, Rabu (20/2/2013). Kaum profesional, dari karyawan biasa, wiraswasta, sampai direktur-direktur eksekutif dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia siap berbagi inspirasi di sejumlah sekolah dasar yang dipilih.

Di Jakarta, ada sekitar 599 relawan pengajar yang akan berbagi di 58 SD negeri. Mereka terdiri dari kaum profesional yang memutuskan untuk berbuat sesuatu untuk kemajuan pendidikan. caranya, berbagi inspirasi dari kisah hidup mereka sendiri.

Sejumlah direktur eksekutif (Chief Executive Officer/CEO) dan direktur utama (dirut) terlibat dalam kegiatan ini. Sebut saja CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo, Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi, Dirut Bank DKI Eko Budiwiyono, Chairman Schlumberger Indonesia Ahmad Yuniarto, Country Head Google Indonesia Rudy Ramawy, Komisaris Utama Daniland Group Emil Arifin dan Komisaris Garuda Indonesia Betty Alisjahbana.

Ada pula Duta Besar RI untuk ASEAN I Gede Ngurah Swajaya, penulis buku "Negeri 5 Menara" Ahmad Fuadi, mantan Puteri Indonesia Zivanna Letisha, musisi Jubing Kristianto, artis sekaligus atlet softball Indonesia Donny Kesuma, penulis Fira Basuki, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Wahyu Muryadi, dan ahli kuliner Bondan Winarno.

Tak hanya orang-orang yang terkenal, para profesional dengan minimal pengalaman kerja selama dua tahun terlibat dalam kegiatan ini. Para ibu rumah tangga yang memiliki bisnis sendiri, para dosen dan insinyur, guru sampai penerjemah dan penyelaras bahasa pun turut serta.

Juga harus belajar

Tentu saja para "guru sehari" ini tidak sekadar bercerita. Mereka juga harus belajar. Dalam persiapa pekan lalu, para relawan dibekali sejumlah pengetahuan dan keahlian sebagai seorang pengajar. Berdasarkan modul yang dibagikan, para relawan diperlengkapi dengan teknis pengajaran. Meski dibatasi waktu, struktur pengajaran ideal yang seharusnya dipakai guru di kelas dibagikan.

Seorang pengajar, misalnya, harus memulai pengajaran dengan menarik perhatian para siswa lalu memberikan gambaran mengenai apa yang akan dibahas selama sesi. Setelah itu, pengajar bisa membagikan inti pengajaran yang akan disampaikan.

Untuk menguatkan inti pengajaran, jembatani pesan yang ingin disampaikan supaya dpat dipahami oleh para siswa, misalnya dengan menggunakan analogi atau mengganti istilah-istilah teknis yang sulit dengan istilah sederhana yang dipahami. Lalu, berikan contoh untuk menambah pemahaman siswa.

Kemudian buatlah evaluasi untuk megetahui apakah siswa paham dengan apa yang disampaikan. Caranya, bisa melalui kuis, permainan (games) atau membuat pohon harapan. Akhirnya, tutuplah kembali sesi dengan hal yang menarik, misalnya mengajak mereka untuk meneriakkan suatu yel.

Banyak materi lain dalam hal pengajaran yang perlu dipahami oleh para relawan meski mereka hanya menjadi guru dalam sehari. Pasalnya, menurut Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Anies Baswedan, kehadiran para profesional di dalam kelas bukan sekadar mengajar atau berbagi ilmu yang dimiliki.

"Kegiatan ini bukan mengundang mereka semata-mata menjadi guru, tapi yang terpenting adalah kembali mendatangkan mimpi di ruang-ruang kelas," kata Anies saat hadir dalam pembekalan Kelas Inspirasi pekan lalu.
 
Editor :
Caroline Damanik
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

gif animator

Sponsor

gif animator

Ayooo...Sekolah...



MENGAPA PELAJAR SEKOLAH SMP ISLAM TANFIRUL GHOYYI HARUS HARUS MUKIM DI PONDOK ?

Perubahan zaman tidak membawa kemaslahatan bagi Bangsa ini, perubahan zaman dengan segala globalisasinya, modernisasinya dan peradabannya justru semakin menyesatkan dan semakin banyak menyisakan limbah yang meracuni keyakinan beragama, apalagi bila kendali agamanya lemah, tidak mampu menentukan arah perjalanan hidupnya dengan baik, inilah yang paling mudah menjadi korban, tergerus dan tergilas oleh tajamnya perubahan zaman kenakalan anak-anak remaja yang kini

Disini Untuk Informasi Pendaftaran Siswa Baru

Popular Posts

Link Dikti

Link Kemenag

Link Kemendiknas

 
Support : Creating Website | SMI Template | Suara Lamongan Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. suara lamongan - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Sentra Media Informatika