Home »
Pendidikan Nasional
» PB PMII: Kurikulum Baru Tak akan Efektif
PB PMII: Kurikulum Baru Tak akan Efektif
Written By Unknown on Sunday, March 3, 2013 | 10:10 PM
Jakarta, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menilai penerapan kurikulum 2013 akan menemui banyak kendala.
Karenanya, Ketua Lembaga Riset dan Kajian Strategis PB PMII, Syukron Jamal meminta Kementerian Pendidikan Kebudayaan perlu persiapan matang dalam penerapannya.
“Secara substansi, tujuan kurikulum ini positif. Tapi efektifitas implementasinya diragukan. Kemendikbud terkesan buru-buru dalam penerapannya. Kita khawatir ini dilakukan hanya karena mengejar anggaran pendidikan, bukan demi peningkatan kualitas pendidikan,” tandas Syukron, dalam diskusi bertema Quovadis Pendidikan Nasional? Yang menghadirkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendkbud) Prof. Musliar Kasim, di kantor PB PMII, Jalan Salemba Tengah 57, Jakarta Pusat, Ahad (3/3).
Keraguan terhadap efektifitas Kurikulum 2013, kata Syukron dilihat dari belum meratanya kualitas guru di Indonesia. Selain itu sejumlah standar isi, kompetensi dan standar evaluasi yang akan diterapkan dalam kurikulum 2013 juga terkesan mengawang. Ia mencontohkan tentang standar isi pendidikan karakter dan evaluasinya.
“Pendidikan karakter bukanlah teoritik, tapi pendidikan yang harus implementatif. Bagaimana guru mampu mendidik karakter siswa, jika karakter gurunya belum dibenahi,” ujarnya.
Ia juga meminta Kemendikbud berkoordinasi dengan para pengelola media, agar berbagai isi tayangan di televisi maupun pemberitaan di media cetak juga mengedepankan semangat edukasi. “Sekarang percuma sekolah berupaya mendidik karakter, jika televisi dibiarkan menayangkan hal yang kurang mendidik,” ujarnya.
Lebih lanjut ia juga berharap Kemendikbud berkoordinasi dengan pesantren atau lembaga pendidikan keagamaan dari agama lain, untuk pengembangan pendidikan karakter. “Sebab pesantrenlah yang terbukti mampu mendidik karakter positif bagi santrinya,” ujarnya.
Menanggapi berbagai kritik terhadap Rancangan Kurikulum 2013 itu,Wakil Menteri Pendidikan Kebudayaan (Wamendikbud) Prof. Musliar Kasim bergeming. Ia memastikan bahwa Kurikulum 2013 itu akan diberlakukan pada Juli tahun ini.
Sebab, berbagai kritik terhadap pemberlakuan kurikulum itu menurut Musliar sudah terbantahkan seluruhnya. Hal itu disampaikan Musliar “Sebelum kurikulum diberlakukan, PP (Peraturan Pemerintah) nya akan keluar. Juli ini akan berlaku. Kurikulum ini berlaku untuk semua termasuk madrasah,” tandas Musliar.
Dalam diskusi tersebut, Musliar mengakui banyaknya kritik terhadap isi Kurikulum 2013 merupakan fakta tentang perlunya penyempurnaan sistem pendidikan Nasional.
“Pendidikan kita belum sempurna hingga saat ini, mulai dari kurikulum sampai prilaku guru yang malah merusak siswa. Maka kurikulum yang baru ini diharapkan bisa menjawab segala tantangan tersebut. Sebab kurikulum ini disusun oleh para pakar pendidikan se Indonesia,” ujarnya.
Sementara Pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, Fathu Yasik meminta Kemendikbud melakukan evaluasi terhadap sistem peningkatan kualitas guru. “Model pelatihan peningkatan mutu guru harus dilakukan secara masif dan melibatkan unsur masyarakat. Jika tidak dengan cara demikian, maka sudah dapat dipastikan pelaksanaan kurikulum 2013 akan terjadi ketimpangan di berbagai daerah,” ujarnya.
Yasik juga khawatir jika penambahan alokasi jam pelajaran agama justru akan memperkuat doktrin fundamentalisme di sekolah.
“Jika Kemendikbud tetap mengambil jarak dengan elemen masyarakat seperti NU dalam penyusunan buku ajar, maka dikhawatirkan akan semakin memperkuat prilaku fundamentalisme keagamaan di kalangan peserta didik,” ujarnya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Abdel Malik
Labels:
Pendidikan Nasional
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !