Image: Corbis
BANDUNG - Kurikulum Geografi 2014 diharapkan
direvitalisasi. Tujuannya, terjadi perubahan kurikulum Geografi menjadi
pembelajaran berkesinambungan dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga
universitas.
Menurut pengajar Fakultas Ilmu dan Teknik Kebumian (FITK) Institut Teknologi Bandung (ITB), Syamsul Bachri, mata pelajaran Geografi penting direvitalisasi, untuk kepentingan bangsa, supaya wawasan nusantara anak bangsa ini makin kuat.
"Lewat pelajaran Geografi, siswa belajar kultur suatu daerah di Indonesia, sumber daya alamnya, misalnya bauksit, nikel di mana," kata Syamsul kepada Okezone, baru-baru ini.
Saat ini Geografi baru diajarkan dari kelas satu SMP dan SMA. Seharusnya, kata dia, saat penjurusan di SMA kelas tiga, mata pelajaran geografi juga diajarkan dengan spesifikasi tertentu.
Misalnya, di jurusan IPA diajarkan Geografi fisik dan di jurusan IPS diajarkan Geografi khusus sosial. Pasalnya, Geografi terbagi dua bagian, yakni Geografi fisik yang mempelajari peta, bebatuan, bumi, termasuk gempa, perubahan iklim, hazar, urban planing,regional planing, geodesi, dan lain-lain. Sedangkan Geografi sosial mempelajari kependudukan, sosial, kultur, lokasi, lingkungan, dan lain-lain.
Dengan adanya kesinambungan, nantinya para siswa yang melanjutkan ke universitas, khususnya teknik, akan memiliki dasar pengetahuan Geografi yang kuat.
"Diharapkan saat masuk kampus siswa sudah kuat ilmu Geografinya, misalnya saat masuk ITB. Jadi ke depan perlu ada perubahan kurikulum yang mendasar," ungkapnya.
Seharusnya, kata dia, bagian pusat kurikulum bisa mengakomodasi harapan tersebut. "Tinggal nunggu kurikulum 2014. Harapannya ada berkesinambungan pelajaran Geografi dari SD sampai universitas," kata dosen Geodesi dan Geomatik ITB ini.
Harapan lain, Geografi juga bisa menjadi mata pelajaran yang masuk olimpiade sains nasional (OSN). Dengan begitu, selain ada pembelajaran berkesinambungan juga makin terjadi pemberdayaan guru Geografi.(rfa)
Menurut pengajar Fakultas Ilmu dan Teknik Kebumian (FITK) Institut Teknologi Bandung (ITB), Syamsul Bachri, mata pelajaran Geografi penting direvitalisasi, untuk kepentingan bangsa, supaya wawasan nusantara anak bangsa ini makin kuat.
"Lewat pelajaran Geografi, siswa belajar kultur suatu daerah di Indonesia, sumber daya alamnya, misalnya bauksit, nikel di mana," kata Syamsul kepada Okezone, baru-baru ini.
Saat ini Geografi baru diajarkan dari kelas satu SMP dan SMA. Seharusnya, kata dia, saat penjurusan di SMA kelas tiga, mata pelajaran geografi juga diajarkan dengan spesifikasi tertentu.
Misalnya, di jurusan IPA diajarkan Geografi fisik dan di jurusan IPS diajarkan Geografi khusus sosial. Pasalnya, Geografi terbagi dua bagian, yakni Geografi fisik yang mempelajari peta, bebatuan, bumi, termasuk gempa, perubahan iklim, hazar, urban planing,regional planing, geodesi, dan lain-lain. Sedangkan Geografi sosial mempelajari kependudukan, sosial, kultur, lokasi, lingkungan, dan lain-lain.
Dengan adanya kesinambungan, nantinya para siswa yang melanjutkan ke universitas, khususnya teknik, akan memiliki dasar pengetahuan Geografi yang kuat.
"Diharapkan saat masuk kampus siswa sudah kuat ilmu Geografinya, misalnya saat masuk ITB. Jadi ke depan perlu ada perubahan kurikulum yang mendasar," ungkapnya.
Seharusnya, kata dia, bagian pusat kurikulum bisa mengakomodasi harapan tersebut. "Tinggal nunggu kurikulum 2014. Harapannya ada berkesinambungan pelajaran Geografi dari SD sampai universitas," kata dosen Geodesi dan Geomatik ITB ini.
Harapan lain, Geografi juga bisa menjadi mata pelajaran yang masuk olimpiade sains nasional (OSN). Dengan begitu, selain ada pembelajaran berkesinambungan juga makin terjadi pemberdayaan guru Geografi.(rfa)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !