JAKARTA - Diperlukan upaya
yang signifikan melalui pendidikan sejak dini untuk menyelamatkan
Pancasila. Untuk itu salah satu cara adalah menghidupkan kembali
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah.
Ketua Dewan Pembina Pemuda Demokrat Indonesia 1947, Edwin Henawan Soekowati mengatakan, pengkhiatan terhadap nilai-nilai Pancasila, hingga saat ini terus berlangsung. Bahkan di era pasca Orde Baru ini, pernghianatan Pancasila, kecenderungannya semakin masif. Hal itu, dibuktikan dengan semakin rusaknya moral bangsa yang tidak memperdulikan lagi arti penting Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Untuk mengantisipasi semakin buruknya moralitas bangsa dalam upaya penyelamatan Pancasila, maka diperlukan upaya yang signifikan melalui pendidikan sejak dini. Misalnya, dihidupkannya kembali PMP," bebernya.
Menurut dia, hancurnya nilai-nilai Pancasila saat ini, lebih dikarenakan bobroknya moral para pejabat penyelenggara negara. "Kondisi seperti ini, sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga sangat berpengaruh terhadap kondisi negara yang berujung pada ketidakadilan. Yang dirugikan, adalah rakyat jelata, baik secara ekonomi, pendidikan, maupun hukum," ujar Edwin.
Dia mengatakan, pengkhianatan Pancasila itu, tidak saja terhadap Sila Kedua, yakni "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dan Sila Kelima "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia", tetapi sudah mencakup seluruh sila yang ada.
"Sila Pertama, juga sudah dikhianati, dimana seluruh elemen masyarakat, baik di tingkat elit, maupun di tingkat akar rumput, tampak sudah menjadi bagian dari pengkhianatan itu. Seperti soal lunturnya sikap toleransi beragama dengan munculnya konflik antar agama yang belakangan marak terjadi," katanya.
Menurut dia, Pemilu Presiden 2014 mendatang, menjadi momen yang tepat untuk memilih pemimpin yang memiliki ideologi Pancasila. Presiden mendatang, menjadi tolok ukur keberhasilan pemerintahan dengan berlandaskan Pancasila, sebagaimana yang diamanatkan para founding father. (yay)
Ketua Dewan Pembina Pemuda Demokrat Indonesia 1947, Edwin Henawan Soekowati mengatakan, pengkhiatan terhadap nilai-nilai Pancasila, hingga saat ini terus berlangsung. Bahkan di era pasca Orde Baru ini, pernghianatan Pancasila, kecenderungannya semakin masif. Hal itu, dibuktikan dengan semakin rusaknya moral bangsa yang tidak memperdulikan lagi arti penting Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Untuk mengantisipasi semakin buruknya moralitas bangsa dalam upaya penyelamatan Pancasila, maka diperlukan upaya yang signifikan melalui pendidikan sejak dini. Misalnya, dihidupkannya kembali PMP," bebernya.
Menurut dia, hancurnya nilai-nilai Pancasila saat ini, lebih dikarenakan bobroknya moral para pejabat penyelenggara negara. "Kondisi seperti ini, sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga sangat berpengaruh terhadap kondisi negara yang berujung pada ketidakadilan. Yang dirugikan, adalah rakyat jelata, baik secara ekonomi, pendidikan, maupun hukum," ujar Edwin.
Dia mengatakan, pengkhianatan Pancasila itu, tidak saja terhadap Sila Kedua, yakni "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dan Sila Kelima "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia", tetapi sudah mencakup seluruh sila yang ada.
"Sila Pertama, juga sudah dikhianati, dimana seluruh elemen masyarakat, baik di tingkat elit, maupun di tingkat akar rumput, tampak sudah menjadi bagian dari pengkhianatan itu. Seperti soal lunturnya sikap toleransi beragama dengan munculnya konflik antar agama yang belakangan marak terjadi," katanya.
Menurut dia, Pemilu Presiden 2014 mendatang, menjadi momen yang tepat untuk memilih pemimpin yang memiliki ideologi Pancasila. Presiden mendatang, menjadi tolok ukur keberhasilan pemerintahan dengan berlandaskan Pancasila, sebagaimana yang diamanatkan para founding father. (yay)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !