PARUNG -- Bagi praktisi pendidikan, Asep Sapa'at, hal yang dirindukan dari pelajar-pela
jar Indonesia adalah keberanian untuk mengatakan tidak pada apa yang dikatakan gurunya. Perkataan ini bukan diartikan sempit, tetapi lebih kepada penciptaan proses dialog antara guru dan pelajar.
"Itu yang saya rindukan," kata dia kepada ROL, Rabu (12/12).
Menurut Asep, situasi itu memang menuntut peranan guru. Itu karena, guru berada pada posisi yang memungkinkannya memancing opini pelajar. "Guru itu pusatnya, tapi bukan berarti terpusat, ada distribusi pemikian dalam transaksi pemikiran bersama pelajar," katanya.
Asep menambahkan kondisi itu lagi-lagi merupakan dampak dari hubungan transaksional dari guru dan pelajar bukan hubungan humanis. "Inilah yang harus dibangun," katanya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !