Foto : Pelepasan peserta KKN-BBM Unair/Unair
JAKARTA - Sebanyak 30 mahasiswa Chulalongkorn
University (CU) Thailand, turut serta “blusukan” di lokasi Kuliah
Kerja Nyata - Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya. Sedangkan mahasiswa Unair berjumlah 1.274
orang.
Mahasiswa peserta KKN-BBM itu dilepas oleh Rektor Unair Fasich, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan Ketua Yayasan Daya Mandiri Haryono Suyono. Kehadiran Wali Kota Surabaya tersebut karena Kota Surabaya merupakan lokasi yang paling banyak diterjuni peserta KKN, yaitu 374 mahasiswa.
Sementara itu empat lokasi KKN-BBM lainnya adalah Bojonegoro 346 orang, Kabupaten Sidoarjo 250 orang, Kabupaten Sampang 175 orang, dan Kabupaten Probolinggo 12 mahasiswa. Sedangkan khusus 30 mahasiswa asal Muangthay itu dipecah dalam tiga daerah, yaitu Sidoarjo, Probolinggo, dan Bojonegoro dengan jumlah 10 mahasiswa tiap daerah.
Partisipasi mahasiswa Thailand tersebut merupakan bentuk kerjasama Unair dan Chulalongkorn University Thailand di bawah naungan ASEAN University Network (AUN). Program Youth Exchange ini merupakan salah satu kesempatan bagi mahasiswa ASEAN yang didaulat sebagai embrio untuk menjalankan sebuah negara dalam kegiatan bertema ”ASEAN Youth & The Evolving Regional Architecture”.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unair Djoko Agus Purwanto mengatakan, visi-misi KKN-BBM ke-47 ini tidak jauh dari tema KKN sebelumnya, yaitu ”Membantu Mewujudkan Swadaya Masyarakat di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan Lingkungan”. Pada KKN-BBM sebelumnya, peserta berhasil mengentaskan ratusan masyarakat di Kota Surabaya yang buta huruf menjadi “melek” baca-tulis dan berhitung (calistung).
”Di Probolinggo kita juga berhasil memberdayakan masyarakat menjadi petani jamur serta sistem beternak sapi yang baik dan benar. Untuk itu peserta KKN diharapkan tidak hanya memberikan sharing belajar bersama untuk pengetahuan yang baru, tetapi juga mengajarkan cara berpikir dan paradigma baru tentang pendidikan, mengatasi persoalan kesehatan, perekonomian, dan lingkungan hidup di masyarakat. Intinya membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat," papar Djoko, seperti dikutip dari laman Unair, Jumat (25/1/2013).
Dosen Fakultas Farmasi Unair itu berharap, program KKN-BBM itu dapat meningkatkan empati dan keperdulian mahasiswa terhadap masyarakat. "Selain itu untuk menerapkan kemampuan baik hard skill dan soft skill yang didapat di kampus, menanamkan nilai kepribadian, nasionalisme, meningkatkan daya saing, dan menanamkan jiwa eksploratif dan analitis bagi mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin bangsa," imbuhnya.
(mrg)
Mahasiswa peserta KKN-BBM itu dilepas oleh Rektor Unair Fasich, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan Ketua Yayasan Daya Mandiri Haryono Suyono. Kehadiran Wali Kota Surabaya tersebut karena Kota Surabaya merupakan lokasi yang paling banyak diterjuni peserta KKN, yaitu 374 mahasiswa.
Sementara itu empat lokasi KKN-BBM lainnya adalah Bojonegoro 346 orang, Kabupaten Sidoarjo 250 orang, Kabupaten Sampang 175 orang, dan Kabupaten Probolinggo 12 mahasiswa. Sedangkan khusus 30 mahasiswa asal Muangthay itu dipecah dalam tiga daerah, yaitu Sidoarjo, Probolinggo, dan Bojonegoro dengan jumlah 10 mahasiswa tiap daerah.
Partisipasi mahasiswa Thailand tersebut merupakan bentuk kerjasama Unair dan Chulalongkorn University Thailand di bawah naungan ASEAN University Network (AUN). Program Youth Exchange ini merupakan salah satu kesempatan bagi mahasiswa ASEAN yang didaulat sebagai embrio untuk menjalankan sebuah negara dalam kegiatan bertema ”ASEAN Youth & The Evolving Regional Architecture”.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unair Djoko Agus Purwanto mengatakan, visi-misi KKN-BBM ke-47 ini tidak jauh dari tema KKN sebelumnya, yaitu ”Membantu Mewujudkan Swadaya Masyarakat di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan Lingkungan”. Pada KKN-BBM sebelumnya, peserta berhasil mengentaskan ratusan masyarakat di Kota Surabaya yang buta huruf menjadi “melek” baca-tulis dan berhitung (calistung).
”Di Probolinggo kita juga berhasil memberdayakan masyarakat menjadi petani jamur serta sistem beternak sapi yang baik dan benar. Untuk itu peserta KKN diharapkan tidak hanya memberikan sharing belajar bersama untuk pengetahuan yang baru, tetapi juga mengajarkan cara berpikir dan paradigma baru tentang pendidikan, mengatasi persoalan kesehatan, perekonomian, dan lingkungan hidup di masyarakat. Intinya membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat," papar Djoko, seperti dikutip dari laman Unair, Jumat (25/1/2013).
Dosen Fakultas Farmasi Unair itu berharap, program KKN-BBM itu dapat meningkatkan empati dan keperdulian mahasiswa terhadap masyarakat. "Selain itu untuk menerapkan kemampuan baik hard skill dan soft skill yang didapat di kampus, menanamkan nilai kepribadian, nasionalisme, meningkatkan daya saing, dan menanamkan jiwa eksploratif dan analitis bagi mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin bangsa," imbuhnya.
(mrg)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !