Ilustrasi: ist.
JAKARTA - Civitas academica Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tidak pernah kehabisan inovasi dalam
menciptakan mobil listrik sebagai alternatif bahan bakar minyak (BBM)
yang semakin terbatas. Setelah berbagai seri Sapu Angin, kini ITS siap
dengan karya terbaru mereka mobil berjenis 4-Seater Electric City Car.
Sayangnya, mahakarya terbaru ITS itu belum memiliki nama. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh pun didapuk langsung untuk memberikan nama kepada mobil berwarna putih tersebut. Dari segi biaya, pembuatan Mobil Listrik ITS ini menghabiskan dana mencapai Rp400 juta.
Salah seorang inisiator mobil tersebut Muhammad Nur Yuniarto menyebut, pembuatan mobil ini berawal dari keprihatinan ITS terhadap besarnya subsidi untuk sektor transportasi, terutama bagi kendaraan bahan bakar minyak.
Alasan selanjutnya adalah terdapat wacana ketidakseimbangan konsumsi listrik antara siang hari dan malam hari. ''Dari sana timbul gagasan untuk memanfaatkan listrik di malam hari untuk mengisi kendaraan listrik,'' ujar Nur, seperti disitat dari ITS Online, Jumat (25/1/2013).
Riset Mobil Listrik ITS ini diawali dengan proyek konversi kendaraan dari PT Dirgantara Indonesia (DI) bernama Gang Car. Kemudian inspirasi selanjutnya berasal dari mobil listrik kedua adalah Sapu Angin Electric Zero Emision Vehicle (SAE_ZEV) yang juga berhasil meraih posisi kedua di ajang Indonesia Energy Marathon Competition (IEMC) 2013.
Keberhasilan kedua mobil tersebut mendorong Nur dan tim untuk membuat mobil yang lebih dekat dengan pasar. Maka dipilihlah mobil Sport City Car dengan 4-seater.
(rfa)
Sayangnya, mahakarya terbaru ITS itu belum memiliki nama. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh pun didapuk langsung untuk memberikan nama kepada mobil berwarna putih tersebut. Dari segi biaya, pembuatan Mobil Listrik ITS ini menghabiskan dana mencapai Rp400 juta.
Salah seorang inisiator mobil tersebut Muhammad Nur Yuniarto menyebut, pembuatan mobil ini berawal dari keprihatinan ITS terhadap besarnya subsidi untuk sektor transportasi, terutama bagi kendaraan bahan bakar minyak.
Alasan selanjutnya adalah terdapat wacana ketidakseimbangan konsumsi listrik antara siang hari dan malam hari. ''Dari sana timbul gagasan untuk memanfaatkan listrik di malam hari untuk mengisi kendaraan listrik,'' ujar Nur, seperti disitat dari ITS Online, Jumat (25/1/2013).
Riset Mobil Listrik ITS ini diawali dengan proyek konversi kendaraan dari PT Dirgantara Indonesia (DI) bernama Gang Car. Kemudian inspirasi selanjutnya berasal dari mobil listrik kedua adalah Sapu Angin Electric Zero Emision Vehicle (SAE_ZEV) yang juga berhasil meraih posisi kedua di ajang Indonesia Energy Marathon Competition (IEMC) 2013.
Keberhasilan kedua mobil tersebut mendorong Nur dan tim untuk membuat mobil yang lebih dekat dengan pasar. Maka dipilihlah mobil Sport City Car dengan 4-seater.
(rfa)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !