KOMPAS.com/Riana Afifah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, berbincang
dengan seorang santri saat berkunjung ke Pondok Pesantren Roudlotul
Mubtadin di Jepara, Minggu (3/2/2013).
Mohammad Nuh menjelaskan bahwa perjalanannya ke beberapa daerah sejak bulan lalu hanya sekadar woro-woro saja.
"Sekarang bukan sosialisasi isinya kurikulum. Ini hanya semacam woro-woro jika ada perubahan kurikulum dengan bentuk demikian," kata Nuh saat di Kampus Yaptinu, Jepara, Minggu (3/2/2013).
Ia juga menambahkan bahwa bentuk kurikulum yang masih cair tersebut bukan berarti bebas sebebasnya untuk mengubah apa saja dalam kurikulum baru yang rencananya akan diterapkan pada Juli mendatang. Contohnya, buku sudah disiapkan dan pelatihan guru juga sudah dijadwalkan tidak bisa lalu diubah begitu saja.
"Jadi cair itu bukan berarti bebas. Tapi sekali lagi, ini hanya memberitahu saja akan ada perubahan kurikulum. Detail isinya pada saat pelatihan guru nanti," jelas Nuh.
Tidak hanya itu, ia juga bersikap bahwa pelaksanaan kurikulum baru tetap harus pada Juli 2013 ini. Menurutnya, tidak ada alasan untuk menunda penerapan kurikulum baru tersebut. Pasalnya, anak-anak di Indonesia ini benar membutuhkan adanya perubahan kurikulum ini.
"Kenapa harus ditunda? Saya rasa sebaiknya tetap tahun ini pelaksanaannya untuk kurikulum baru ini," tandasnya.
Jepara mendukung
Jepara baru memperoleh kesempatan untuk mendengar paparan tentang kurikulum baru yang akan diterapkan Juli mendatang. Setelah Nuh memberikan paparan, Jepara menyatakan dukungan dan kesiapannya untuk melaksanakan kurikulum baru.
Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi, mengatakan bahwa pihaknya siap menjalankan kurikulum baru pada Juli mendatang. Ia mengungkapkan apapun yang bertujuan untuk memperbaiki anak bangsa, pihaknya akan terus mendukung dan menjalankan sebaik mungkin.
"Kami menyambut baik adanya kurikulum baru ini. Insya Allah, kami siap menjalankannya," kata Ahmad saat memberi sambutan pada Sosialisasi Kurikulum 2013 di Kampus Yaptinu, Jepara, di hari yang sama.
Menurutnya, perubahan kurikulum ini akan memberi manfaat bagi anak-anak di Indonesia khususnya di Jepara. Untuk itu, pihaknya memberi dukungan penuh pada kurikulum pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini untuk diterapkan di Jepara.
Nuh juga sempat menjelaskan bahwa perubahan kurikulum ini merupakan hal yang penting mengingat bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini. Untuk itu agar generasi bangsa tidak menjadi generasi yang usang, perubahan kurikulum merupakan langkah yang harus diambil.
"Sudah tidak apa dibilang ganti menteri ganti kurikulum. Karena ini untuk kemajuan bangsa," ungkap Nuh.
Editor :
Caroline Damanik
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !