Image: Corbis
JAKARTA - Rencana Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) merombak kurikulum pendidikan sejak jenjang
sekolah dasar (SD) mendapat dukungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menurut Anggota Komisi X DPR Rohmani, perbaikan kurikulum menjadi hal
penting untuk melakukan reformasi pendidikan nasional.
"Sebenarnya ini sudah terlambat. Daripada tidak sama sekali, kami dukung untuk reformasi pendidikan nasional," ujar Rohmani, seperti disampaikan dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Kamis (11/10/2012).
Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, perbaikan kurikulum bisa menjadi awal reformasi pendidikan nasional. Pasalnya, melalui kurikulum inilah wajah pendidikan di Tanah Air terbentuk.
Anggota Panitia Kerja Kurikulum Komisi X DPR tersebut menegaskan, kurikulum yang baru sebaiknya tidak sekadar membangun kemampuan akademik siswa, tetapi juga menggembleng jiwa generasi muda Indonesia. "Kurikulum juga harus sesuai dengan usia anak," imbuhnya.
Meski demikian, Rohmani mengingatkan, proses perbaikan kurikulum harus melibatkan banyak kalangan yang kompeten, terutama dari akademisi dan pelaku dunia pendidikan, pengamat dan pemerhati pendidikan anak, serta budayawan. "Dan yang perlu diperhatikan, kurikulum tersebut harus senafas dengan tujuan pendidikan nasional yang ada dalam konstitusi," pungkasnya.(rfa)
"Sebenarnya ini sudah terlambat. Daripada tidak sama sekali, kami dukung untuk reformasi pendidikan nasional," ujar Rohmani, seperti disampaikan dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Kamis (11/10/2012).
Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, perbaikan kurikulum bisa menjadi awal reformasi pendidikan nasional. Pasalnya, melalui kurikulum inilah wajah pendidikan di Tanah Air terbentuk.
Anggota Panitia Kerja Kurikulum Komisi X DPR tersebut menegaskan, kurikulum yang baru sebaiknya tidak sekadar membangun kemampuan akademik siswa, tetapi juga menggembleng jiwa generasi muda Indonesia. "Kurikulum juga harus sesuai dengan usia anak," imbuhnya.
Meski demikian, Rohmani mengingatkan, proses perbaikan kurikulum harus melibatkan banyak kalangan yang kompeten, terutama dari akademisi dan pelaku dunia pendidikan, pengamat dan pemerhati pendidikan anak, serta budayawan. "Dan yang perlu diperhatikan, kurikulum tersebut harus senafas dengan tujuan pendidikan nasional yang ada dalam konstitusi," pungkasnya.(rfa)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !